ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR PADA KUMPULAN PUISI KERIKIL TAJAM DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

GAYATRI, CENDRA (2018) ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR PADA KUMPULAN PUISI KERIKIL TAJAM DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA. S1 thesis, Universitas Mataram.

[img]
Preview
Text
jurnal.pdf

Download (521kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mesdeskripsikan makna bahasa yang terkandung dalam puisi Chairil Anwar yang berjudul “Kepada Peminta-Minta, Diponegoro, dan Tak Sepadan”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data penelitian ini berupa analisis makna bahasa dan hubungannya dengan pembelajaran sastra di SMA yang terdapat di dalam puisi karya Chairil Anwar Kerikil Tajam. Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kajian pustaka. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan hermeneutik. Berdasarkan hasil analisis data menyimpulkan bahwa makna bahasa tiga puisi yang diteliti pada kumpulan puisi Kerikil Tajam karya Chairil Anwar Puisi Kepada Peminta-Minta karya Chairil Anwar, menggambarkan seseorang yang telah berbuat salah kepada peminta-minta. Seseorang itu harus memberi kasih sayang kepada sesama dan harus memiliki perasaan akan belas kasihan kepada peminta-minta. Oleh karena seseorang pernah berbuat salah. Maka ia harus bertaubat atas dosa yang pernah dilakukannya. Puisi Diponegoro karya Chairil Anwar menggambarkan perjuangan Diponegoro dalam medan perang, berjuang demi tanah air dan kemerdekaan. Beliau tak gentar meskipun musuh jauh lebih banyak. Lewat puisi tersebut, Chairil Anwar mengajak generasi muda untuk menghayati lagi semangat perjuangan para pahlawan. Puisi Tak Sepadan karya Chairil Anwar menggambarkan tentang Chairil Anwar yang menempatkan dirinya sebagai tokoh utama. Disebutkan secara tersirat bahwa sang tokoh ‘aku’ mengalami penderitaan secara batiniah karena ditinggalkan oleh seseorang yang sangat dicintainya. Tokoh ‘aku’ mengalami keputusasaan yang mengalami ketidaklancaran dalam masalah percintaan. Puisi tersebut melebih-lebihkan sebuah perasaan cinta yang bisa mempengaruhi keadaan tubuh sang penderita. Puisi Chairil Anwar yang berjudul ‘Kepada Peminta-Minta’, ‘Diponegoro’, dan ‘Tak Sepadan’, makna dan nilai ekstrinsiknya berhubungan dengan pengembangan pendidikan imajinasi, kecerdasan, perasaan, moral dan keimanan. Pembelajaran sastra harus dititik beratkan pada pembinaan apresiasi anak didik.

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): Makna Bahasa, Puisi, Pembelajaran Sastra
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Depositing User: Saprudin Saprudin
Date Deposited: 17 Nov 2018 02:39
Last Modified: 17 Nov 2018 02:39
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/10441

Actions (login required)

View Item View Item