STUDI EKPERIMENTAL DAN NUMERIKAL EFEKTIFITAS SAMBUNGAN JARI (FINGER JOINT) PADA STRUKTUR BALOK KAYU LAMINASI

Anshari, Buan and Rofaida, Aryani STUDI EKPERIMENTAL DAN NUMERIKAL EFEKTIFITAS SAMBUNGAN JARI (FINGER JOINT) PADA STRUKTUR BALOK KAYU LAMINASI. Technical Report. Unram, Mataram.

[img] Text (Laporan Penelitian dan Surat Perjanjian Kontrak)
Laporan dan Kontrak.pdf

Download (11MB)

Abstract

Potensi kayu sebagai bahan bangunan cukup menjanjikan untuk masa-masa sekarang dan yang akan datang, karena kayu merupakan bahan yang dapat diperbaharui (renewable), berkelanjutan (sustainable) dengan kuat mekanik yang tinggi, ringan, ramah lingkungan dan relatif ekonomis. Kayu merupakan bahan bangunan yang mendukung konsep green building karena mempunyai karakteristik unik yaitu membutuhkan energi yang relatif rendah dalam proses produksinya, melindungi lingkungan dengan mengurangi gas CO2 dan volatile organic compounds (VOC). Salah satu produk rekayasa kayu yang handal saat ini untuk memenuhi kebutuhan konstruksi adalah kayu laminasi(glulam). Glulam adalah sebuah material terbuat dari beberapa lapis kayu terpilih yang direkatkan dengan perekat khusus pada tekanan tertentu dalam bentuk lurus atau lengkung dimana arah seratnya sejajar dengan sumbu logitudinal batang. Salah satu kelebihan glulam adalah memungkinkan memiliki ukuran yang jauh lebih besar dan panjang dari ukuran balok kayu utuh, ataupun pohon kayu penyusunnya. Untuk mendapatkan glulam dengan bentang panjang maka dibutuhkan sambungan, sambungan yang lazim diaplikasikan pada kayu laminasi adalah finger jont (sambungan jari). Berasarkan tiga variasi kemiringan sambungan jari yang diaplikasikan pada balok dengan perekat MF, didapatkaan nilai kuat lentur rata-rata terbesar balok laminasi Rajumas pada kemiringan sambungan jari 1:12 sebesar 318 kg/cm2 . Sedangkan nilai kuat lentur rata-rata terbesar balok laminasi Sengon berada pada kemiringan sambungan jari 1:12 dengan nilai kuat lentur sebesar 299 kg/cm2. Perbandingan nilai kuat lentur balok laminasi Rajumas lebih besar 20% dibandingkan balok laminasi Sengon. Untuk pengujian dengan variasi jenis perekat, hasil pengujian kuat lentur balok kayu laminasi Perekat Epoxy (E8, E12, E16) mendapatkan nilai kuat lentur masing-masing sebesar 38 MPa, 35 MPa, dan 41 MPa. Sedangkan balok laminasi Perekat Biomatek (B8,B12, B16) nilai kuat lentur yang didapat masing-masing sebesar 28 MPa, 32 MPa, dan 30 MPa. Kuat lentur paling besar mampu ditahan oleh balok laminasi perekat MelamineFormaldehyde (Epoxy) dengan kemiringan jari 1:16. Secara umum kemampuan perekat epoxy melebihi kekuatan daya rekat yang lebih tinggi disbanding perekat Biomatex. Pola kegagalan yang terjadi pada balok laminasi kayu dengan perekat Epoxy adalah kegagalan sambungan dan retak tarik, sedangkan balok laminasi dengan perekat Biomatek adalah kegagalan sambungan, retak tarik, dan retak miring

Item Type: Monograph (Technical Report)
Keywords (Kata Kunci): finger joint, glulam, kuat lentur
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Fakultas Teknik
Depositing User: Dr Buan Anshari
Date Deposited: 11 Sep 2020 01:47
Last Modified: 11 Sep 2020 01:47
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/16756

Actions (login required)

View Item View Item