PENGARUH BERBAGAI CARA PENGOLAHAN TERHADAP PERUBAHAN SIFAT-SIFAT FISIKA TANAH BAGIAN ATAS (0-20) CM, PENYERAPAN AIR OLEH TANAMAN DAN HASIL TANAMAN PADA TANAH OXIC PALEUSTALF*

Suwardji, Suwardji and IGM. Kusnarta, IGM. Kusnarta (2018) PENGARUH BERBAGAI CARA PENGOLAHAN TERHADAP PERUBAHAN SIFAT-SIFAT FISIKA TANAH BAGIAN ATAS (0-20) CM, PENYERAPAN AIR OLEH TANAMAN DAN HASIL TANAMAN PADA TANAH OXIC PALEUSTALF*. S3 thesis, upt. perpustakaan.

[img]
Preview
Text
PENGOLAHAN TANAH DAN PERUBAHAN SIFAT TANAH 17-11-2007.pdf

Download (92kB) | Preview

Abstract

Oxic Paleustalf merupakan sub-order tanah yang sangat luas penyebarannya di negara bagian New South Wales, Australia dan merupakan lahan utama yang dimanfaatkan untuk pertanaman serealia dan penghasil buji penghasil minyak nabati. Akibat cara pengolahan tanah yang sangat intensip dalam budidaya tanaman serealia, kerusakan struktur tanah atasan (top soil) telah dilaporkan secara luas pada tanah ini. Untuk mengatasi hal tersebut di atas telah dilakukan percobaan jangka panjang untuk menilai pengaruh berbagai cara pengolahan tanah terhadap perubahan-perubahan sifat-sifat fisika, kimia dan hasil tanaman di Wagga Wagga, NSW, Australia. Artikel ini merupakan laporan hasil penelitian untuk menilai pengaruh cara pengolahan tanah yang berbeda selama 16 tahun terhadap perubahan sifat fisika tanah bagian atas (0-20 cm), penyerapan air oleh tanaman dan hasil tanaman. Sistim pengolahan tanah yang diuji adalah (a) sistim pengolahan sempurna (CT), sitim olah tanah minimum (MT) dan sistim tanpa olah (DD). Setiap plot diulang tiga kali dengan besarnya plot 14 x 100 m. Herbisida knowdown digunakan untuk perlakuan tanpa oleh. Di tengah setiap plot dipasang 8 tabung alumunium untuk memantau status lengas tanah dengan jarak dari masing masing tabung 10 m menggunakan netron probe. Pengamatan kadar lengas pada kedalaman 0-20 dilakukan menggunakan TDR (Time Domain Reflectometry). Pengamatan kadar air dilakukan sampai kedalaman 1,4 m dengan interval setiap 20 cm yang dilakukan setiap minggu. Hantaran hidrolik pada keadaan jenuh dan tak jenuh (K-40) pada permukaan tanah serta kemantapan agregat tanah pada kedalaman (0-5 dan 5-10 cm) dilakukan tiga kali pada bulan Juli, Agustus dan Oktober. Populasi cacing tanah dan estimasi jumlah pori > 20 mm pada kedalaman 10 cm diamati satu kali pada bulan Agustus pada saat tanaman pada pertumbuhan optimum. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P > 5%) untuk kemantapan agregat tanah, hantaran hidrolik jenuh dan tak jenuh (K-40), jumlah populasi cacing, dan pori-pori makro lebih besar 2 mm pada lapisan tanah bagian atas (0-20) akibat perbedaan cara pengolahan tanah. Pada pengolahan tanah dengan tanpa olah menghasilkan sifat-sifat fisik tanah yang paling baik dibandingkan kedua perlakuan pengolahan tanah yang lain. Jumlah penyerapan air oleh tanaman yang paling tinggi diperoleh pada perlakuan tanpa olah dibandingkan dengan dua perlakuan yang lain yang secara statistik berbeda nyata pada (P < 0.5) pada pertumbuhan optimum sampai akhir panen. Hasil tanaman triticale dan gandum yang lebih tinggi diperoleh pada perlakuan tanpa olah dibandingkan dengan dua

Item Type: Thesis (S3)
Keywords (Kata Kunci): Pertanian konservasi tanpa olah, stabilitas agregat, daya hantar hidrolik, penyerapan air oleh tanaman.
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Fakultas Pertanian
Depositing User: Wiwin Kartikawati
Date Deposited: 27 Mar 2018 04:15
Last Modified: 27 Mar 2018 04:15
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/1796

Actions (login required)

View Item View Item