PENGARUH VARIASI LETAK SIRIP BERONGGA PADA ALAT DISTILASI SURYA TERHADAP HASIL AIR TAWAR

PATAR, DAYU GUNA (2020) PENGARUH VARIASI LETAK SIRIP BERONGGA PADA ALAT DISTILASI SURYA TERHADAP HASIL AIR TAWAR. S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
TUGAS AKHIR PATAR DAYU GUNA.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap mahluk hidup. Bagi manusia air bersih merupakan kehidupan yang tidak dapat dipisahkan karena banyak digunakan dalam setiap aktivitas kehidupan antara lain untuk keperluan mandi, memasak, mencuci dan minum. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya penduduk dunia pasokan air bersih menjadi semakin berkurang. Krisis air tawar untuk air minum pada umumnya dialami oleh sebagian besar masyarakat pesisir, terutama di pulau-pulau kecil dan terpencil. Beberapa daerah di selatan pantai Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sering mengalami kesulitan penyediaan air bersih. Distilasi merupakan cara untuk mendapatkan air bersih melalui proses penyulingan air laut. Pada proses penyulingan terdapat proses perpindahan panas, penguapan, dan pengembunan. Pada proses destilasi yang diambil hanyalah air kondensatnya, kuman dan bakteri akan mati oleh proses pemanasan, dan kotoran akan mengendap di dasar basin. tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variasi letak sirip berrongga terhadap jumlah air tawar yang dihasilkan. Data yang dihasilkan adalah kuantitas air tawar, intensitas matahari, kecepatan angin disekitar alat distilasi, suhu air dalam alat distilasi. Menggunakan penyerap dengan tiga variasi yaitu dengan pelat datar, sirip tidur dan sirip berdiri. Dari penelitian yang dilakukan selama tiga hari didapatkan bahwa absorber dengan sirip berdiri yang hasil air tawar paling banyak. Untuk hari pertama didapat dengan berat 0,834 kg, untuk hari kedua didapat dengan berat 0,814 kg dan untuk hari ketiga didapat dengan berat 0,624 kg. Untuk Efisiensi dapat disimpulkan untuk percobaan hari ke-1, ke-2, dan ke-3 yang tertinggi terdapat pada kolektor A yaitu pada perhitungan data ke tiga didapat untuk hari ke-1 sebesar 54,01% , ke-2 sebesar 56,75% , dan ke-3 sebesar 41,44%, sedangkang pada kolktor B untuk hari ke-1 sebesar 7,42% , ke-2 sebesar -10,59%, dan ke-3 sebesar 12,75%, pada kolektor C untuk hari ke-1 sebesar 28,73% , ke-2 sebesar - 7,43% , dan ke-3 sebesar 16,70%. Dan yang banyak menghasilkan air terdapat pada kolektor C , karena cover A suhunya lebih tinggi maka pengembunannya sedikit. jadi yang mempengaruhi pengembunannya sedikit adalah suhu cover yang tinggi yang menyebabkan uap di dalam distilator sulit mengembun. Disamping itu, efisiensi kolektor A lebih tinggi, disebabkan panas sensible yang dominan.

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): Kata kunci : Distilasi, Air Laut, Sirip, Tenaga Surya, Efisiensi
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions: Fakultas Teknik
Depositing User: Rini Trisnawati
Date Deposited: 23 Nov 2020 07:23
Last Modified: 23 Nov 2020 07:23
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/18432

Actions (login required)

View Item View Item