Makna Interaksi Sosial dalam Kehidupan Anak Berhadapan Hukum pada Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK Paramita) Mataram

JESY, SAFITRI (2021) Makna Interaksi Sosial dalam Kehidupan Anak Berhadapan Hukum pada Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK Paramita) Mataram. S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
Skripsi_Jesy Safitri_L1C016040.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Anak berhadapan hukum selalu menduduki angka tertinggi pengaduan kasus, baik sebagai pelaku maupun korban. ABH merupakan salah satu permasalahan sosial yang dapat menghambat proses penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas di masa mendatang karena tindakan melanggar norma & hukum. BRSAMPK Paramita Mataram kemudian hadir sebagai salah satu balai rehabilitasi sosial anak yang membantu untuk memperbaiki perilaku anak dengan tindakan menyimpang & kriminal agar mampu memiliki keberfungsian sosial. Dalam kehidupan sehari-hari ABH pada balai rehabilitasi terjalin interaksi sosial baik antara ABH dengan teman sebayanya maupun dengan pekerja sosial yang berperan sebagai pembina dan pembimbing anak. Di dalam proses interaksi sosial tersebut, terdapat pemaknaan yang dipahami ABH didalamnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan mengenai ‘’Makna Interaksi Sosial dalam Kehidupan Anak Berhadapan Hukum pada Balai Rehabilitasi Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Paramita Mataram’’. Fokus pada penelitian adalah untuk mengetahui faktor penyebab anak berhadapan hukum, bentuk interaksi sosial dalam kehidupan ABH, serta makna yang dipahami ABH dari interaksi sosial yang terjalin. Analisis teori yang digunakan dalam penelitian yaitu teori Interaksionisme Simbolik Herbert Blumer serta Because Motive & In Order to Motive Alfred Schutz. Lokasi penelitian dilakukan pada BRSAMPK Paramita Mataram. Unit analisis yaitu ABH yang berstatus sebagai pelaku dengan menggunakan metode Purpossive Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dengan proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat dua faktor yang melatarbelakangi anak berhadapan dengan hukum yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor kebiasaan dan kontrol diri anak yang rendah. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, lingkungan, pergaulan, kesempatan, ekonomi, pengaruh narkotika & miras, serta faktor media pornografi (HP). Bentuk interaksi sosial dalam kehidupan ABH di balai meliputi bentuk assosiatif dan dissosiatif. Bentuk interaksi assosiatif yaitu ABH memperlihatkan kerjasama dan akomodasi. Bentuk dissosiatif berupa adanya kontravensi, solidaritas negatif dan perkelahian. Makna interaksi sosial dalam kehidupan ABH dengan sesama anak maupun pekerja sosial pada balai rehabilitasi sosial dimaknai sebagai bentuk rasa solidaritas antar sesama, pengingat diri dan cara belajar hal baru, dan dimaknai sebagai rasa hormat kepada peksos yang membina.

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): Kata Kunci : anak berhadapan hukum, faktor penyebab, makna interaksi sosial.
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: Program Studi Sosiologi
Depositing User: Rini Trisnawati
Date Deposited: 07 Dec 2021 03:04
Last Modified: 07 Dec 2021 03:04
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/26373

Actions (login required)

View Item View Item