Pengembangan Biopesticidal Fertilizer dari Batuan Silikat Basaltik dan Tanaman Nimba Sebagai Sarana Produksi Ramah Lingkungan

Priyono, Joko and Sutriono, Sutriono (2010) Pengembangan Biopesticidal Fertilizer dari Batuan Silikat Basaltik dan Tanaman Nimba Sebagai Sarana Produksi Ramah Lingkungan. Project Report. LPPM Unram, Perpustakaan Unram. (Unpublished)

[img]
Preview
Text (Project Report (Laporan Penelitian))
Lamp.III.A.d.1.1.pdf - Other

Download (485kB) | Preview

Abstract

Tingkat ketergantungan petani terhadap penggunaan bahan agrokimia (pupuk dan pestisida sintetis) saat ini sudah sangat tinggi. Kondisi tersebut sering menimbulkan masalah penyediaannya, terutama penyediaan pupuk kimia bersubsidi dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu. Selain itu, penggunaan bahan agrokimia, terutama pestisida sintetis, dalam jangka waktu panjang banyak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dalam arti luas. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain dengan memanfatkan bahan organik lokal sebagai pupuk dan pestisida, tetapi belum mencapai hasil yang maksimal. Ide baru berkaitan dengan upaya itu adalah memanfaatkan batuan silikat sebagai pupuk dicampur dengan ekstrak daun dan buah tanaman nimbe (Azaradiractha indica) sebagai pestisida nabati, dihasilkan pupuk cair batuan silikat berpestisida nabati (Biopesticidal Fertilizer, BF). Penelitian ini merupakan bagian/lanjutan dari upaya pengembangan produk sarana produksi organic tersebut, dengan tujuan untuk mendapatkan teknik proses penyaringan pu-puk cair dari batuan silikat basaltic yang telah digiling halus (nano perticles) yang sederhana dan murah biaya operasionalnya, dan untuk mengetahui efektivitas aplikasi BF terhadap par-tumbuhan dan serapan hara beberapa jenis tanaman (jagung, tomat, dan cabe) di rumah kaca. Desain alat penyaring pupuk cair dibuat dari bahan utama non metal (paralon dan plastic). Prinsipnya, bubuk batuan silikat dilarutkan dalam asam sitrat (0.01M) dalam suatu container dengan perbandingan 1:25 w/v, diaduk secara kontinyu dengan alat pengaduk yang digerakan dengan mesin pemutar (dynamo). Kemudian, larutan disedot (dengan vacum pump) melalui alat saring yang dibuat dari glass wool, diperoleh larutan jernih ditampung pada container lain. Bagian tersulit dari konstruksi alat penyaring tersebut dan harus diulang dan dicoba beberapa kali adalah pada pengaturan bahan penyaring (glass wool), pengaturan diameter pori-pori bagian alat penyaring agar dihasilkan laju penyaringan yang optimal dan hasil penyaringan yang jernih. Hasil desain terakhir yang dianggap sudah tepat dapat dilihat pada Gambar 1. Untuk pembuatan pestisida nabati, buah dan daun nimbe dirajang/diblender hingga halus, kemudian direndam dengan air (perbandingan 1:1 w/v) dan dibiarkan selama minimal 24 jam, kemudian disaring dengan alat saring tersebut di atas dihasilkan pestisida nabati. Pupuk cair dan pestisida nabati dicampur dengan perbandingan pupuk : pestisida = 8:2 dihasilkan Biopesticidal Fertilizer. Tiga set percobaan disiapkan, masing-masing uji efektivitas aplikasi BF terhadap pertumbuhan tanaman jagung, tomat, dan cabe, menggunakan rancangan acak lengkap ber blok (3 blok berdasarkan jenis tanah yang digunakan). Perlakuan yang dikenakan adalah frekuensi aplikasi BF dan dosis N, P, K (faktorial 3 x 3). Frekuensi aplikasi BF (2 mL/L) terdiri atas 3 aras: 0 (kontrol), 3, dan 6 kali penyemprotan, dan dosis N,P,K terdiri atas 3 aras, yaitu 25, 50, dan 75 % dari dosis rekomendasi untuk masing-masing jenis tanaman. Waktu dan volume penyemprotan dengan BF disesuaikan dengan jenis tanaman. Pada penelitian ini, kondisi iklim tidak menguntungkan (mendung dan hujan hampir setiap hari) selama penelitian berlangsung. Akibatnya, proses pembuahan tanaman di rumah kaca sangat tidak optimal, sehingga data produksi tidak dapat dibahas dalam laporan ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi BF dengan frekuensi 3 dan 6 kali penyemprotan nyata meningkatkan pertumbuhan (bobot brangkasan kering) dan total serapan N, P, serta Si pada tanaman jagung. Tetapi perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tomat dan cabe; sedangkan serapan N, P, dan Si meningkat tajam. Terdapat indikasi kuat bahwa pemberian BF pada tanaman jagung yang ditanam pada tanah yang kurang subur memberikan respon lebih tinggi daripada yang ditanam pada tanah yang subur. Artinya, BF akan lebih cocok atau efektif jika digunakan untuk pupuk pada tanah yang miskin hara. Pengaruh terpenting dari aplikasi BF diperkirakan terutama pada peningkatan kualitas hasil tanaman. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pupuk cair multinutrisi berpestisida nabati (BF) dapat dibuat dari batuan silikat basaltik dan nemba. Aplikasi BF pada daun tanaman (jagung, tomat dan cabe) dapat meningkatkan pertumbuhan dan serapan hara, dan kemungkinan meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil. Hal terakhir perlu dibuktikan pada kondisi lapang, dimana pertumbuhan tanaman dapat optimal.

Item Type: Monograph (Project Report)
Keywords (Kata Kunci): biopesticidal fertilizer, batuan silikat, nimbe, ramah lingkungan
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Fakultas Pertanian
Depositing User: Ir. Joko Priyono M.Sc., Ph.D
Date Deposited: 07 Jun 2022 23:34
Last Modified: 07 Jun 2022 23:34
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/29195

Actions (login required)

View Item View Item