EKSISTENSI PERANG TIMBUNG DI DESA PEJANGGIK KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

YENI, LASTARI (2022) EKSISTENSI PERANG TIMBUNG DI DESA PEJANGGIK KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH. S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
SKRIPSI YENI LASTARI_L1C017099_SOSIOLOGI.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Perang Timbung adalah Tradisi yang dilakukan dengan melemparkan timbung (sejenis Lemang) sebagai senjata. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi keberadaan perang timbung di Desa Pejanggik Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah. Selain itu mengetahui eksistensi serta makna-makna dalam perang timbung. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah Teori Interaksionisme Simbolik yang digagas oleh Herbert Blumer, dengan tiga prinsip utama yaitu Meaning (Pemaknaan), Lenguage (Bahasa), dan Thought (Pikiran). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Pejanggik yang sering mengikuti perayaan tradisi perang timbung, pemangku adat, tokoh agama dan penjaga makam Serewa. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi perang timbung dari periode masa Kerajaan sampai periode tahun 2021 tradisi perang timbung masih dilaksanakan dan telah diakui keberadaannya oleh masyarakat luas. Makna tradisi perang timbung dilihat dari tiga prinsip utama Meaning (Pemaknaan),tradisi perang timbung dipercaya dapat menghilangkan balaq (musibah). Lenguage (Bahasa), bahasa persatuan masyarakat Desa Pejanggik dalam mengetahui waktu perayaan tradisi perang timbung ditandai dengan gugurnya bunga dari pohon Dangah. Thought (Pikiran), simbol benda yang wajib ada dalam tradisi perang timbung seperti 1) air suci bermakna kesehatan dan keberkahan, 2) sembek bermakna kesehatan serta kesembuhan dari segala penyakit, 3) akar bambu bermakna kuat dalam persatuan, 4) jajan timbung bermakna tidak menimbulkan luka saat perang berlangsung. Artinya makna dalam tradisi perang timbung sebagai penolak balaq dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): Kata Kunci: Eksistensi, Perang Timbung, Desa Pejanggik.
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: Program Studi Sosiologi
Depositing User: Rini Trisnawati
Date Deposited: 08 Jun 2022 03:40
Last Modified: 08 Jun 2022 03:40
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/29208

Actions (login required)

View Item View Item