POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN HAMA KUTU KEBUL (Bemisia tabaci) PADA TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI SENTRA PRODUKSI JAGARAGA LOMBOK BARAT

IRMAWATI, IRMAWATI (2022) POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN HAMA KUTU KEBUL (Bemisia tabaci) PADA TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI SENTRA PRODUKSI JAGARAGA LOMBOK BARAT. S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
1. SKRIPSI IRMAWATI PRINT OTW JILID.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan komoditi sayuran buah yang dibudidayakan baik di dataran tinggi ataupun dataran rendah.Sesuai dengan kegunaannya, keberadaan cabai penting dan banyak dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai bumbu pelengkap masakan.Ketersediaan cabai yang mempunyai nilai ekonomi sering kali terjadi kenaikan harga fluktuasi dan kebutuhan di pasar kurang mencukupi bagi konsumen ketika kebutuhan diluar musim tanam. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya pertumbuhan cabai yang dipengaruhi teknik budidaya kurang tepat, kondisi lingkungan dan serangan hama. Kutu kebul (Bemisia tabaci) adalah salah satu jenis hama yang sangat penting, karena di sampingsebagai hama tanaman juga sebagai serangga hama pembawa virus. Kutu kebul (Bemisia tabaci) merupakan serangan polifagus dan memakan tanaman sayuran diantaranya cabai, tomat, terung, tanaman di lapangan, dan gulma. Simmon (2008) meyebutkan kutu kebul mempunyai lebih dari 500 jenis tanaman inang, dan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah. Luasnya daerah sebaran dan ragamnya jenis tanaman inang ini menyebabkan kutu kebul dapat eksis sepanjang tahun sehingga tindakan pengendaliannya menjadi semakin sulit (Naranjo et al, 2010). Kondisi yang panas dan kering sangat disukai oleh hama kutu kebul ini sehingga dapat menyebabkan perkembangan kutu kebul semakin meningkat. Sedangkan pada cuaca hujan lebat dapat menurunkan populasi kutu kebul tersebut. Kerusakan yang ditimbulkan oleh kutu kebul (Bemisia tabaci) terdiri dari kerusakan langsung, kerusakan tidak langsung, dan sebagai vektor virus. Kerusakan langsung menimbulkan bercak nekrotik pada daun akibat rusaknya sel-sel dan jaringan daun, menyebabkan terjadinya klorosis karena kutu kebul (Bemisia tabaci) ini mengisap cairan tanaman, dan memakan jaringan floem yang mengakibatkan menurunnya daya tumbuh (vigor) tanaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif atau survey dengan tehknik pengumpulan data secara langsung dilahan Cabai rawit (Capsicum frutescens L.).Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2020. Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan bahwa rata-rata populasi hama kutu kebul (Bemisia tabaci) yaitu 20,58 ekor pertanaman tertinggi pada pertanaman berumur 65 hst dengan nilai populasi hama kutu kebul (Bemisia tabaci) sebesar 29.65 ekor pertanaman. Rata-rata intensitas serangan hama kutu kebul (Bemisia tabaci) adalah 25,51% tertinggi pada pertanaman berumur 65 hst dengan nilai intensitas serangan sebesar 32.24% termasuk dalam kategori serangan sedang.

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): Populasi, Intensitas, Cabai rawit, Hama kutu kebul, Jagaraga
Subjects: S Agriculture > SB Plant culture
Divisions: Fakultas Pertanian
Depositing User: Rini Trisnawati
Date Deposited: 23 Jun 2022 00:10
Last Modified: 23 Jun 2022 00:10
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/29442

Actions (login required)

View Item View Item