ANALISIS NILAI TAMBAH DAN KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK KULIT DI DESA APITAIK KECAMATAN PRINGGABAYA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Destania, Sansuari (2022) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK KULIT DI DESA APITAIK KECAMATAN PRINGGABAYA KABUPATEN LOMBOK TIMUR. S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
SKRIPSI DESTANIA SANSUARI (C1G115032) 24 juli 2022 edit.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

Kerupuk kulit adalah salah satu produk agroindustri yang terbuat dari hasil sampingan pemotongan ternak berupa kulit ternak terutama sapi, kerbau dan kuda. Agroindustri kerupuk kulit merupakan salah satu kegiatan ekonomis, produktif dan mempunyai peluang besar untuk dikembangkan mengingat hal-hal sebagai berikut : (1) Konsumen saat ini menyukai makanan ringan yang mudah diperoleh; (2) Bergizi dan tahan lama; (3) Proses produksinya sederhana dan tidak menggunakan bahan-bahan kimia; (4) Bahan baku cukup tersedia (Fahriza, 2013). Di Lombok Timur Kecamatan Pringgabaya tepatnya di Desa Apitaik merupakan salah satu wilayah yang menjadi sentra pengembangan agroindustri kerupuk kulit. Pelaku industri di desa tersebut biasanya dilakukan oleh industri kecil. Pengembangan agroindustri ini selain ditunjang adanya tenaga kerja juga tersedia bahan baku berupa kulit sapi dan kerbau, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Kulit sapi merupakan sampingan pemotongan ternak yang tidak tahan lama atau cepat rusak dan tidak dapat dikonsumsi langsung. Untuk mengatasi hal ini, maka kulit sapi harus segera diolah menjadi produk olahan yang tahan lama. Salah satu bentuk olahan kulit agar mendapatkan nilai tambah yang dikembangkan di Desa Apitaik Kecamatan Peringgabaya Kabupaten Lombok Timur adalah kerupuk kulit. Selain bertujuan untuk meningkatkan daya tahan atau keawetan produk juga agar memperoleh nilai tambah dari produk yang diolah, sehingga melalui tahap pengolahan, memiliki harga yang lebih tinggi dan memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan produk segarnya. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui nilai tambah dari usaha agroindustri kerupuk kulit di Desa Apitaik Kecamatan Pringgabaya; (2) Untuk mengetahui biaya dan pendapatan dari usaha agroindustrixv kerupuk kulit di Desa Apitaik Kecamatan Pringgabaya; (3) Untuk mengetahui kelayakan dari usaha agroindustri kerupuk kulit di Desa Apitaik Kecamatan Pringgabaya;dan (4) Mengetahui hambatan yang dihadapi oleh pelaku usaha agroindustri kerupuk kulit di Desa Apitaik Kecamatan Pringgabaya; Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian tentang usaha agroindustri kerupuk kulit ini berlokasi di Desa Apitaik Kecamatan Peringgabaya Kabupaten Lombok Timur. Unit analisis dalam penelitian ini adalah usaha agroindustri kerupuk kulit di Desa Apitaik Kecamatan Peringgabaya. Jenis data yang digunakan, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Sumber data yang digunakan, yaitu data primer dan data sekunder. Analisis data menggunakan metode hayami, biaya, pendapatan dan kelayakan usaha R/C ratio. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) Nilai tambah agroindustri kerupuk kulit untuk bahan baku basah sebesar Rp 40.238/kg dengan rasio sebesar 53,27% dan tingkat keuntungan sebesar 86,58%. Sedangkan Nilai tambah agroindustri kerupuk kulit untuk bahan baku kering sebesar Rp 18.826/kg dengan rasio sebesar 22,77% dan tingkat keuntungan sebesar 87,25%. (2) Total biaya produksi yang dikeluarkan oleh responden yang menggunakan bahan baku basah dalam satu bulan yaitu sebesar Rp 46.116.626/bulan dan untuk satu kali proses produksi sebesar Rp 5.764.579/pp. Pendapatan yang diperoleh dari usaha agroindustri kerupuk kulit dalam satu bulan yaitu sebesar Rp 39.243.374 dan dalam satu kali proses produksi yaitu sebesar Rp 4.905.421. Sedangkan total biaya produksi yang dikeluarkan oleh responden yang menggunakan bahan baku kering dalam satu bulan yaitu sebesar Rp 55.006.411/bulan dan untuk satu kali proses produksi sebesar Rp 6.875.801/pp. Pendapatan yang diperoleh dalam satu bulan yaitu Rp 13.633.589 dan Rp 1.704.199 dalam satu kali proses produksi. (3) Nilai R/C usaha agroindustri kerupuk kulit di Desa Apitaik Kecamatan Pringgabaya untuk responden yang menggunakan bahan baku basah yaitu sebesar 1,9 dan 1,2 untuk responden yang menggunakan bahan baku kering. Artinya usaha agroindustri kerupuk kulit di Desa Apitaik Kecamatan Pringgabaya layak untuk diusahakan, karena nilai R/C >1. (4) Faktor-faktor penghambat yang dihadapi responden usaha agroindustri kerupuk kulit yaitu: terbatasnya modal, bahan bakuxvi sulit untuk diperoleh, gangguan cuaca sehingga terkendalanya proses produksi dan kurangnya peralatan yang memadai.

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): Kata Kunci: Nilai Tambah, Kelayakan Usaha, kerupuk kulit di Desa Apitaik Kecamatan Pringgabay
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Fakultas Pertanian
Depositing User: Rini Trisnawati
Date Deposited: 16 Aug 2022 03:56
Last Modified: 16 Aug 2022 03:56
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/30700

Actions (login required)

View Item View Item