MAKNA SIMBOLIK PAKAIAN ADAT SASAK DI DESA PERINA KECAMATAN JONGGAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH

JANURIA, SAFITRI (2022) MAKNA SIMBOLIK PAKAIAN ADAT SASAK DI DESA PERINA KECAMATAN JONGGAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH. S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
Skripsi Januria Safitri fiks.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Hal yang mendasari penelitian ini yaitu muda mudi yang enggan menggunakan pakaian adat terlebih pada kegiatan nyongkolan serta kurangnya pemahaman tentang makna yang terkandung di dalam pakaian adat yang digunakan. Penelitian difokuskan pada “bagaimana makna simbolik pakaian adat Sasak di Desa Perina Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah”. Informan terdiri dari tokoh adat, tokoh masyarakat, kepada dusun, penenun yang sekaligus tetua adat, teknik penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teori Interaksionisme simbolik Herbert Mead dan Herbert Blumer. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Etnografi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, dependabilitas dan transferabilitas yang kemudian teknik analisis data yang digunakan teknik Spradley yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, analisis tema kultural. Pakaian untuk perempuan terdiri dari pangkak, tangkong atau lambung, lempot, tongkak, kereng dan soweng, sedangkan perangkat pakaian adat Sasak untuk laki-laki terdiri dari sapuk/capuq, pegon, leang/dodot, kereng, keris dan selendang umbak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mind (pikiran) masyarakat menganggap bahwa pakaian adat ini adalah pakaian yang sakral dan tidak bisa digunakan sembarangan karena atribut yang digunakan dari kepala sampai kaki diartikan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Self (diri) yaitu ketika menggunakan pakaian adat harus mampu menjaga diri, menjaga adab, menjaga lisan serta tidak boleh berbuat semena-mena, society (masyarakat) yaitu bagaimana para tokoh maupun remaja mengajak masyarakat yang lain untuk melestarikan pakaian adat. Pakaian adat untuk laki-laki mengandung makna wibawa yang membuat pemakainya merasa gagah dan bertanggung jawab, sedangkan pakaian adat Lambung melambangkan suatu keagungan bagi perempuan.

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): Makna simbolis, pakaian adat, suku Sasak, sorong serah
Subjects: J Political Science > JA Political science (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Depositing User: Meike Megawati
Date Deposited: 14 Nov 2022 04:40
Last Modified: 14 Nov 2022 04:40
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/32958

Actions (login required)

View Item View Item