VARIASI SIFAT AGROKLIMAT DAN SIFAT TANAH AKIBAT FAKTOR OROGRAFIS DI KAWASAN PEGUNUNGAN TAMBORA

Eka, Uswatun (2022) VARIASI SIFAT AGROKLIMAT DAN SIFAT TANAH AKIBAT FAKTOR OROGRAFIS DI KAWASAN PEGUNUNGAN TAMBORA. S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
Skripsi_Eka Uswatun_C1B018006.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
[img]
Preview
Text
Jurnal_Eka Uswatun_C1B018006.pdf

Download (740kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sifat agroklimat dan sifat tanah-tanah yang terbentuk karena faktor orografis di Kawasan Pegunungan Tambora. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Pegunungan Tambora yang meliputi wilayah Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu serta Kecamatan Tambora dan Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, pada bulan Juni sampai dengan Juli 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data dan analisis data yang digunakan yaitu data yang didapat dari situs Global Solar Atlas (https://globalsolaratlas.info/) berupa data unsur iklim meliputi suhu udara, intensitas penyinaran (Direct Normal Inradiation), evapotranspirasi potensial (ETo), indeks kekeringan, dan topografi (ketinggian tempat). Data curah hujan diperoleh dari BMKG. Data sifat tanah diperoleh dari Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Badan Litbang Pertanian, Tahun 2000. Sedangkan data untuk penetapan Perwilayahan Zona Agro Ekologi ditentukan berdasarkan unsur-unsur iklim, tanah, dan kemiringan lahan (relief)/fisiografi/bentuk wilayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur iklim seperti DNI, ETo, dan Suhu Udara relatif sama antara kawasan hujan orografis (sisi barat laut) dan bayang hujan (sisi tenggara) Pegunungan Tambora. Indeks kekeringan terdapat variasi (perbedaan), antara kedua sisi Pegunungan Tambora, yaitu sisi barat laut Indeks kekeringan 1.47 (Hyper Humid). Sedangkan sisi tenggara Indeks kekeringan 1.08 (Hyper Humid) kedua sisi tersebut terpisah dari arah Timur laut ke Barat daya Pegunungan Tambora. Jenis (great group) tanah dominan yang terbentuk di kawasan Pegunungan Tambora yaitu meliputi andosol, entisol, inceptisol, dan alfisol dengan 5 sub ordo yang dominan yaitu Assosiasi Ustipsamments-Haplustands (SPT 141), Assosiasi Haplustepts-Ustorthents (SPT 147 dan 129), dan Assosiasi Haplustepts-Haplustalfs (SPT 148 dan 168). Berdasarkan pengaruh orografis dapat diketahui bahwa tanah-tanah dominan yang berada pada kawasan orografis yaitu tanah andosol, entisol, dan inceptisol. Sedangkan tanah-tanah dominan yang berada pada kawasan bayangan hujan yaitu andosol, entisol, inceptisol, dan alfisol. Berdasarkan data perwilayahan zona agroekologi di kawasan Pegunungan Tambora memiliki 6 zona dengan penggunaan lahannya, yaitu pada zona Iby digunakan untuk lahan kehutanan (hutan lindung yang tidak bisa dimanfaatkan atau tidak boleh diganggu) atau hutan primer. Zona ini berada di kawasan orografis dan kawasan bayang hujan. Iay digunakan untuk lahan kehutanan atau komoditas vegetasi alami meliputi hutan primer dan hutan sekunder, yang berada di kawasan orografis dan kawasan bayang hujan. Zona IIay digunakan untuk lahan perkebunan (tanaman holtikultura tahunan) serta berada pada kawasan bayang hujan dan selanjutnya untuk pertanian lahan kering berada pada kawasan orografis dan kawasan bayang hujan. Zona IIIay dapat digunakan untuk lahan perkebunan atau hutan wanatani (Budidaya lorong), dan savana yang berada pada kawasan bayang hujan. Zona IVay digunakan untuk lahan pertanian lahan kering (perkebunan) dan savana ini berada pada kawasan orografis dan kawasan bayang hujan. Zona Vax digunakan untuk lahan pertanian lahan basah (sawah) ini berada pada kawasan orografis dan kawasan bayang hujan

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): Agroklimat, Tanah, Faktor Orografis, Pegunungan Tambora
Subjects: S Agriculture > SD Forestry
Divisions: Fakultas Pertanian
Depositing User: Meike Megawati
Date Deposited: 16 Nov 2022 00:47
Last Modified: 16 Nov 2022 00:47
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/33111

Actions (login required)

View Item View Item