KOMUNIKASI RITUAL MASYARAKAT SUKU SASAK MELALUI TRADISI PERANG TIMBUNG (STUDI ETNOGRAFI KOMUNIKASI DI DESA PEJANGGIK, KECAMATAN PRAYA TENGAH, KABUPATEN LOMBOK TENGAH)

HIRDYAN, TARI (2022) KOMUNIKASI RITUAL MASYARAKAT SUKU SASAK MELALUI TRADISI PERANG TIMBUNG (STUDI ETNOGRAFI KOMUNIKASI DI DESA PEJANGGIK, KECAMATAN PRAYA TENGAH, KABUPATEN LOMBOK TENGAH). S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
SKRIPSI HIRDYANTARI (JILID)-1.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Perang Timbung merupakan tradisi yang dilakukan setiap satu tahun sekali oleh masyarakat Desa Pejanggik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk komunikasi ritual masyarakat Suku Sasak melalui tradisi Perang Timbung dengan cara mendeskripsikan bentuk komunikasi sebagai kegiatan yang sakral dan keramat, sebagai kegiatan berbagi, berpartisipasi dan berkumpul menggunakan unsur komunikasi seperti komunikator, pesan, media, komunikan dan umpan balik. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis bagaimana makna komunikasi verbal dan nonverbal dalam tradisi Perang Timbung bagi masyarakat Desa Pejanggik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi etnografi komunikasi. Penentuan informan dilakukan dengan teknik Snowball Sampling dan diperoleh sepuluh informan. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa rangkaian prosesi Perang Timbung dapat dikelompokkan menjadi dua yakni, prosesi persiapan dan prosesi inti. Kedua tahapan tersebut merupakan perwujudan pola komunikasi yang terbentuk berdasarkan pandangan ritual yakni sebagai upacara sakral dan suci yang dimana setiap individu dalam suatu masyarakat akan berkumpul. Rangkaian prosesi yang dilakukan mengandung unsur komunikasi yang dapat dilihat dari upaya tokoh adat (komunikator) dalam menanamkan nilai dan manfaat Perang Timbung kepada pemuda Desa Pejanggik. Nilai-nilai yang diajarkan seperti nilai kebersamaan, ketaatan kepada sang pencipta (pesan komunikasi) diwujudkan melalui simbol-simbol baik verbal maupun nonverbal (media komunikasi). Sehingga nilai-nilai yang ada dalam pelaksanaan tradisi Perang Timbung dapat dipahami dan dirasakan oleh masyarakat sebagai bentuk timbal balik (Feedback) yang bernilai positif. Analisis bentuk komunikasi ritual juga dilakukan berdasarkan tiga konsep kunci dalam teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Eksternalisasi terlihat dari adanya adaptasi masyarakat dengan tradisi yang diperkenalkan oleh Pemban Mas Aji Meraja Kusuma dan adaptasi dengan semakin berkembangnya zaman. Objektivikasi dimulai dengan masyarakat mulai mengetahui kapan tradisi Perang Timbung dilaksanakan, tradisi semakin berkembang dari yang awalnya hanya merupakan ritual menolak Bala’ kini menjadi hal baru dalam masyarakat, yakni sebagai ajang pencarian jodoh bagi muda-mudi Pejanggik. Internalisasi dalam tradisi Perang Timbung dapat dilihat dari bagaimana tetua adat berusaha untuk mewariskan ritual kepada para generasi muda.

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): Komunikasi Ritual, Etnografi Komunikasi, Konstruksi Sosial, Tradisi Perang Timbung
Subjects: H Social Sciences > HE Transportation and Communications
Divisions: Program Studi Ilmu Komunikasi
Depositing User: Meike Megawati
Date Deposited: 28 Nov 2022 04:53
Last Modified: 28 Nov 2022 04:53
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/33450

Actions (login required)

View Item View Item