KONSEP RUANG DAN WAKTU DALAM BAHASA SASAK DIALEK A-E DI DUSUN POLAK PENYAYANG

MITHA KURNIA, KASIH (2023) KONSEP RUANG DAN WAKTU DALAM BAHASA SASAK DIALEK A-E DI DUSUN POLAK PENYAYANG. S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
SKRIPSI MITHA KURNIA KASIH (E1C019125).pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
ARTIKEL JURNAL MITHA KURNIA KASIH (E1C019125).pdf

Download (229kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk lingual dan pandangan budaya masyarakat Sasak dialek a-e di Dusun Polak Penyayang terkait konsep ruang dan waktu. Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup metode simak, metode cakap, dan metode introspeksi. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bentuk-bentuk lingual konsep ruang berdasarkan arah, letak, dan asal, serta konsep waktu berdasarkan waktu lampau, waktu kini, dan waktu akan datang. Leksikon-leksikon tersebut dalam segi bentuk dapat dikelompokkan menjadi bentuk dasar dan bentuk kompleks. Konsep ruang yang termasuk bentuk dasar, yaitu leksikon bat ‘barat’, timuq ‘timur’, lauq ‘selatan’, dayê ‘utara’, boloq ‘sumber aliran air’, dereq ‘arah air berlabuh’, dan bawo ‘atas’; yang termasuk bentuk kompleks, yaitu leksikon bêbat ‘ke arah barat’, bêtimuq ‘ke arah timur’, bêlauq ‘ke arah selatan’, dan bêdayê ‘ke arah utara’. Konsep waktu yang termasuk bentuk dasar, yaitu leksikon baruq ‘barusan’, uiq ‘kemarin’, laeq ‘dulu’, nani ‘sekarang’, bareh ‘nanti’, lat ‘lusa’, dan lemaq ‘kelak’; yang termasuk bentuk kompleks, yaitu leksikon baruq kêlemaq ‘tadi pagi’, jêlo ni ‘hari ini’, dan lemaq aru ‘besok pagi’. Serta ditemukan pula konsep waktu yang dilihat dari tanda-tada alam dan hari-hari besar tertentu, seperti leksikon kêtaun ‘musim hujan’, kêbalit ‘musim kemarau’, nêluq ‘hari ketiga dari hari meninggal’. Adapun pandangan budaya masyarakat setempat terkait konsep ruang dan waktu, seperti konsep ruang boloq dan dereq yang tidak hanya dipandang sebagai sumber mata air, tetapi sebagai sesuatu yang dimuliakan (sakral). Serta pandangan budaya tentang konsep waktu sêrêp jêlo ‘matahari terbenam’ sebagai waktu terlarang.

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): konsep ruang, konsep waktu, pandangan budaya
Subjects: L Education > LA History of education
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Depositing User: Meike Megawati
Date Deposited: 28 Aug 2023 08:48
Last Modified: 28 Aug 2023 08:48
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/42360

Actions (login required)

View Item View Item