PENGARUH KONFIGURASI KOMPOSIT HYBRID FIBERGLASS, BAMBU DAN RAMI BERMATRIKS POLYESTER TAK JENUH PADA SIFAT BENDING DI LINGKUNGAN KERING DAN AIR DISTILAT

Muh. Wildan, Hidayat (2024) PENGARUH KONFIGURASI KOMPOSIT HYBRID FIBERGLASS, BAMBU DAN RAMI BERMATRIKS POLYESTER TAK JENUH PADA SIFAT BENDING DI LINGKUNGAN KERING DAN AIR DISTILAT. S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
TA_MUH WILDAN HIDAYAT_(F1C017066) FINAL.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (8MB)
[img]
Preview
Text
PAPER_TA_MUH WILDAN HIDAYAT _F1C017066.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Material komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda yang saat ini banyak dikembangkan dan diteliti. Saat ini, penggunaan serat alam sering menjadi pilihan utama sebagai bahan penguat pembuatan komposit. Komposit hybrid dapat menggunakan gabungan antara serat alam dan serat sintetis sebagai bahan penguatnya. Hal tersebut dilakukan untuk menghasilkan material yang lebih baik dibandingkan dengan material yang hanya menggunakan serat alam saja.. Salah satunya adalah komposit hybrid fiberglass, bambu dan rami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konfigurasi komposit hybrid fiberglass (Fa), bambu (B) dan rami (R) bermatriks polyestertak jenuh pada sifat bending di lingkungan kering dan distilat. Konfigurasi yang diteliti adalah Fa6, B3, R6, FaBR3BFa, dan FaRB3RFa. Pengujian yang dilakukan adalah uji bending mengacu ke ASTM D790- 03. Parameter yang diukur adalah densitas, penyerapan air pada spesimen, kekuatan bending, modulus elastisitas, dan lendutan saat puncak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa densitas spesimen kering paling tinggi terjadi pada spesimen komposit Fa6 sebesar 1,59 g/cm3 dan paling rendah terjadi pada spesimen B3 sebesar 1,03 g/cm3 . Densitas pada spesimen komposit hybrid paling tinggi adalah konfigurasi FaBR3BFa sebesar 1,17 g/cm3 dibandingkan dengan densitas konfigurasi FaRB3RFa sebesar 1,15 g/cm3 . Penyerapan air paling tinggi terjadi pada konfigurasi B3 dengan nilai 18,2% diikuti oleh konfigurasi FaRB3BRFa dengan nilai 8,3%, dan konfigurasi FaBR3BFa dengan nilai 6,8%, kemudian konfigurasi R6 dengan nilai 3,9% dan konfigurasi Fa6 dengan nilai 0,9%. Kekuatan bending dan modulus elastisitas komposit hybrid pada kondisi kering lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi basah karena ketika spesimen terekspos oleh air, sifat mekanik dari serat alami (bambu dan rami) menurun dan antarmuka serat dan matrik melemah.

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): Komposit hybrid, fiberglass, bambu, rami, penyerapan, sifat bending
Subjects: T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery
Divisions: Fakultas Teknik
Depositing User: Meike Megawati
Date Deposited: 20 Feb 2024 00:43
Last Modified: 20 Feb 2024 00:43
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/44484

Actions (login required)

View Item View Item