ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI LAHAN KERING DENGAN SISTEM TUMPANGSARI DI KECAMATAN BAYAN KABUPATEN LOMBOK UTARA

INDRADI, INDRADI (2016) ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI LAHAN KERING DENGAN SISTEM TUMPANGSARI DI KECAMATAN BAYAN KABUPATEN LOMBOK UTARA. S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
BAB I. Pendahuluan.docx

Download (40kB)

Abstract

Metode yang digunakan adalah metode penjajakan/eksploratif, teknik pengumpulan datanya yaitu teknik survey, penentuan daerah sampel secara purposive sampling dipilih 3 Desa yaitu Desa Sukadana, Akar-Akar, dan Desa Mumbul Sari, penentuan petani responden secara quota sampling sebanyak 60 orang dan jumlah responden di masing-masing desa terpilih ditentukan secara proportional purposive sampling yaitu Desa Sukadana sebanyak 16 orang, Desa Akar-Akar sebanyak 20 orang, dan Desa Mumbul Sari sebanyak 24 orang, analisis data dilakukan dengan tabulasi sederhana baru kemudian hasilnya akan dideskripsikan. Pola sistem tumpangsari yang diterapkan oleh petani lahan kering di Kecamatan Bayan ada 14 pola sistem tumpangsari yaitu: (1) jagung+kacang komak+kacang gude; (2) jagung+kacang komak+kacang gude+kacang tunggak; (3) kacang tanah+kacang komak+kacang gude+kacang tunggak+kacang hijau; (4) jagung+kacang komak+kacang tunggak; (5) padi gogo+jagung+kacang gude; (6) kacang tanah+kacang komak+kacang gude+kacang tunggak; (7) kacang tanah+kacang komak+kacang gude+kacang tunggak+ubi kayu; (8) jagung+ kacang komak+kacang gude+kacang tunggak+kacang hijau+ubi kayu; (9) jagung+kacang gude+kacang tunggak; (10) kacang tanah+kacang komak+kacang gude; (11) kacang tanah+kacang gude+kacang tunggak+kacang hijau; (12) kacang tanah+kacang komak+kacang tunggak+kacang hijau; (13) jagung+kacang komak; (14) padi gogo+jagung+kacang komak+kacang gude Pendapatan yang tertinggi yaitu pada pola sistem tumpangsari jagung+kacang komak dengan rata-rata sebesar Rp 24.407.900 per LLG atau sebesar Rp 9.763.160 per Ha, dengan R/C-ratio sebesar 2,82 yang artinya bahwa setiap pengeluaran Rp 1 biaya petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 2,82. Pendapatan seluruh petani responden rata-rata sebesar Rp 10.454.578 per LLG atau sebesar Rp 8.744.942 per Ha dengan R/C-ratio sebesar 2,48 yang artinya bahwa setiap pengeluaran Rp 1 biaya akan diperoleh penerimaan petani sebesar Rp 2,48 dan usahatani dengan sistem tumpangsari itu efisien dan layak untuk diusahakan/dijalankan. Efisiensi dapat dilihat dari R/C-ratio pada setiap pola sistem tumpangsari yang diterapkan oleh petani. Efisiensi pada pola sistem tumpangsari yang paling efisien yaitu pada pola sistem tumpangsari jagung+kacang gude+kacang tunggak dengan R/C-ratio sebesar 3,28. Hambatan dihadapi oleh petani adalah (1) teknis budidaya, (2) tenaga kerja, (3) cuaca, (4) pembiayaan, (5) pemasaran, (6) kelembagaan yang terdiri dari kelompok tani dan PPL.

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): petani lahan kering
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Fakultas Pertanian
Depositing User: M Jafar Jafar
Date Deposited: 08 Oct 2018 02:53
Last Modified: 08 Oct 2018 02:53
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/8404

Actions (login required)

View Item View Item