Ringkasan Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat Pelatihan Deteksi Cacing Parasit Pada Sapi dan Uji Coba Pengobatan Penyakit Cacingan Pada Sapi Menggunakan Tanaman Obat di Desa Kesik, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur

Suryadi, Bambang Fajar and Tresnani, Galuh and Sukenti, Kurniasih and Pramana, Iman Surya Ringkasan Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat Pelatihan Deteksi Cacing Parasit Pada Sapi dan Uji Coba Pengobatan Penyakit Cacingan Pada Sapi Menggunakan Tanaman Obat di Desa Kesik, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur. LPPM Unram. (Submitted)

[img]
Preview
Text
Ringkasan Kegiatan PPM BOPTN 2018.pdf

Download (76kB) | Preview

Abstract

Dari bulan Juli hingga Oktober 2018, Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas MIPA Universitas Mataram mengadakan pelatihan pembuatan obat cacing alternatif/herbal di Kelompok Peternak Punik Agung, Desa Kesik, Masbagik Lombok Timur dan pelatihan deteksi telur dan cacing dewasa di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Masbagik Lombok Timur. Kegiatan diawali dengan deteksi telur cacing dan cacing dewasa pada feses sapi yang dipelihara di kandang kolektif Kelompok Peternak Punik Agung, Desa Kesik. Hasil deteksi feses menunjukkan bahwa semua sapi yang dipelihara di kandang kolektif tersebut menderita cacingan (terdeteksi beberapa jenis/spesies cacing) dengan kategori ringan hingga sedang. Berdasarkan hasil deteksi tersebut, dilakukan pembuatan dan pemberian obat cacing alternatif/herbal Tanaman yang dipilih sebagai obat herbal cacingan adalah pepaya/gedang dan widuri/rembiga. Dua tanaman ini paling mudah didapat di sekitar perumahan warga di Dusun Kesik dan paling mudah diproses untuk dijadikan obat cacing dibanding tanaman yang lain. Biji pepaya/gedang/kates (Carica papaya) dan bunga widuri/rembiga (Calotropis gigantea) dikeringkan dan ditumbuk hingga membentuk serbuk halus untuk kemudian diberikan pada sapi yang menderita cacingan. Berdasarkan hasil deteksi diberikan pemberian obat cacing alternatif/herbal sebagai berikut. Satu kelombok diberi serbuk biji pepaya/gedang/kates (2 hari pemberian sebagai dosis pengobatan), 1 kelompok diberikan serbuk bunga widuri/rembiga (1 hari pemberian sebagai dosis pengobatan) dan 1 kelompok lain diberian albendazol sebagai kontrol. Observasi terhadap jumlah telur dan cacing dewasa pasca pemberian obat dilakukan tiap 7 hari sebanyak 2 kali (selama 14 hari). Setelah 14 minggu pemberian obat anternatif/herbal, sapi yang mendapatkan bubuk biji pepaya/gedang menunjukkan penurunan infeksi yang lebih baik (berdasarkan pada penurunan persentase jumlah dan jenis cacing yang menginfeksi) dibandingan dengan bubuk bunga widuri/rembiga. Namun, penurunan tertinggi didapatkan dari sapi yang diberikan Albendazol (kontrol). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, bubuk biji pepaya dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk mengatasi kasus sapi cacingan, tapi tidak untuk menggantikan obat standar farmasi.

Item Type: Other
Keywords (Kata Kunci): Cacing, sapi, pepaya, widuri
Divisions: Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam
Depositing User: Dr. Bambang Fajar Suryadi
Date Deposited: 14 Nov 2018 03:14
Last Modified: 14 Nov 2018 03:14
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/10001

Actions (login required)

View Item View Item