TINJAUAN YURIDIS PERKAWINAN LONDO IHA BERDASARKAN ADAT MBOJO DARI PERSPEKTIF HUKUM PERKAWINAN (Studi Di Kecamatan Rasa Na’e Timur Kota Bima)

Hamamah, Fatin (2010) TINJAUAN YURIDIS PERKAWINAN LONDO IHA BERDASARKAN ADAT MBOJO DARI PERSPEKTIF HUKUM PERKAWINAN (Studi Di Kecamatan Rasa Na’e Timur Kota Bima). S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
skripsi londo iha.doc
Restricted to Repository staff only

Download (282kB)

Abstract

Bagi suatu negara dan bangsa seperti Indonesia adalah mutlak adanya Undang-undang perkawinan nasional yang sekaligus menampung prinsip-prinsip dan memberikan landasan hukum perkawinan yang selama ini menjadi pegangan dan telah berlaku bagi berbagai golongan dalam masyarakat kita. Dalam Islam perkawinan merupakan salah satu sunatullah yang umum berlaku pada semua makhluk Allah SWT, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Yasin; 36 yang artinya: “Maha suci Allah yang menciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan, baik dari apa yang tumbuh di bumi dan dari mereka maupun apa yang mereka tidak ketahui”. Sesuai dengan ayat di atas bahwa Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Manusia adalah mahluk yang lebih dimuliakan oleh Allah dibandingkan dengan mahluk lainnya. Allah SWT telah menetapakan di dalam Al-Qur’an tentang adanya aturan-aturan tentang perkawinan bagi manusia dengan manusia yang sifatnya qat’i(tetap) tidak boleh dilanggar. Perkawinan merupakan cara yang dipilih oleh Allah sebagai jalan bagi manusia untuk berkembang biak dan melestarikan hidupnya. Manusia tidak akan berkembang dengan baik, tanpa adanya perkawinan, oleh sebab itu perkawinan merupakan suatu aqad atau perikatan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara seorang laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup keluarga yang diliputi rasa ketentraman dan kasih sayang dengan cara yang diridhoi Allah SWT. Untuk mencapai ridho Allah melalui perkawinan, maka perkawinan harus disesuaikan dengan aturan yang telah ditetapakan-Nya, yaitu sesuai dengan petunjuk yang disampaikan Nabi dan Rasul-Nya. Perkawinan yang menyimpang dari ketetapan tersebut, tidak akan mendapat barokah. Dalam masyarakat, selain hukum perkawinan Islam, terdapat pula hukum perkawinan adat. Sebagai umat Islam, adat harus disesuaikan dangan ajaran agama. Dengan demikian, perkawinan secara adat (perkawinan menurut hukum adat) tidak boleh bertentangan dengan ajaran Islam. Aturan hukum perkawinan adat yang diikuti umat Islam harus Islami.

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): umat Islam, Al-Qur’an,Allah SWT,
Subjects: K Law > KZ Law of Nations
Divisions: Fakultas Hukum
Depositing User: Imran SE
Date Deposited: 19 Mar 2019 03:50
Last Modified: 19 Mar 2019 03:50
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/12907

Actions (login required)

View Item View Item