TRADISI RITUAL NEDE SEBAGAI MEDIA MEMINTA HUJAN DI MAKAM EMBUNG PUNTIQ, KECAMATAN PRAYA TIMUR KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Eni, Oktaviani (2021) TRADISI RITUAL NEDE SEBAGAI MEDIA MEMINTA HUJAN DI MAKAM EMBUNG PUNTIQ, KECAMATAN PRAYA TIMUR KABUPATEN LOMBOK TENGAH. S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
Eni Oktaviani Skripsi Nede fiks pdf.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Skripsi ini bertujuan untuk mengkaji tentang konstruksi tradisi ritual nede di makam Embung Puntiq sebagai media dalam meminta hujan. Ritual nede merupakan salah satu ritual yang harus dilakukan oleh masyarakat Dusun Rentang pada setiap tahun. Tradisi ritual nede ini memiliki peranan yang penting dalam membantu masyarakat Dusun Rentang untuk menyampaikan nazarnya baik itu dalam meminta hujan, meminta kesembuhan maupun meminta hal lainnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan teknik triangulasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teori Konstruksi Sosial Peter L Berger dan Thomas Luckman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sejarah munculnya ritual nede secara garis besar berawal dari kekeringan di tengah sawah masyarakat dan menjadikan makam Embung Puntiq sebagai tempat wajib pelaksanaan ritual nede. Adapun munculnya sejarah makam Embung Puntiq ini berawal dari peperangan yang terjadi pada masa pemerintahan Datu Pejanggik Raden Mas Panji Meraje Kusume yang digempur oleh kerajaan Anak Agung Karang Asem Bali, kemudian Raden Mas Panji Meraje Kusume jatuh saat mengunuskan pedangnya hingga tergores kelingkingnya dan meneteskan darah kelingkingnya di tempat tersebut. Kemudian Raden Mas Panji Meraje Kusume menghilang secara tiba-tiba dan ditanami pohon pisang sebagai tanda tempat tersebut. Proses dan tahapan dalam pelaksanaan ritual nede yaitu menentukan tanggal pada bulan 7, memasak sesajen, serta melakukan persiapan lainnya. Proses ritual nede mengucapkan salam, mengelilingi makam sebanyak tiga kali, pembacaan sejarah makam, pembacaan do’a melakukan sembek dan terakhir adalah makan bersama. Alasan masyarakat masih tetap mempertahankan tradisi ritual nede di makam Embung Puntiq ini karena kepercayaan dan pengetahuan mereka yang begitu melekat pada Tuhan serta kepercayaan nenek moyang mereka terdahulu yang harus tetap dijaga dan dilestarikan secara turun temurun.

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): Kata Kunci :Ritual, Nede, Meminta Hujan, Makam Embung Puntiq
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: Program Studi Sosiologi
Depositing User: Rini Trisnawati
Date Deposited: 05 Aug 2021 00:40
Last Modified: 05 Aug 2021 00:40
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/23015

Actions (login required)

View Item View Item