BELIAN SASAK DALAM RITUAL TEGETENG PADA MASYARAKAT SUKU SASAK (Studi di Desa Barabali Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah)

SANTI, AFRIANA (2021) BELIAN SASAK DALAM RITUAL TEGETENG PADA MASYARAKAT SUKU SASAK (Studi di Desa Barabali Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah). S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
SKRIPSI SANTI AFRIANA [L1C017086].pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang ritual tegeteng yang ada pada masyarakat Suku Sasak di Desa Barabali Lombok Tengah. Masyarakat masih menyakini ritual tegeteng dan mempercayai bahwa belian atau dukun mempunyai posisi istimewa dan sangat dipercaya oleh masyarakat. Ritual tegeteng biasanya digunakan orang tua dengan tujuan agar anaknya tidak menikah dan belian merupakan warisan nenek moyang yang dianggap mampu mengobati penyakit kebatinan. Dari permasalahan tersebut, fokus penelitian ini adalah bagaimana sejarah ritual tegeteng, apa motif dilaksanakannya ritual tegeteng, dan bagaimana masyarakat memaknai ritual tegeteng bagi keluarga pada masyarakat Suku Sasak di Desa Barabali. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk memahami dan mendeskripsikan sejarah ritual tegeteng, memahami motif dilaksanakannya ritual tegeteng, dan memahami masyarakat dalam memaknai ritual tegeteng bagi keluarga pada masyarakat Suku Sasak di Desa Barabali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan pemilihan informan dengan menggunakan teknik Snowball Sampling. Teori yang digunakan adalah Fenomenologi Alfred Schutz serta Kontruksi Sosial Peter L. Berger. Hasil penelitian ini adalah bahwa ritual tegeteng sudah ada dan mulai dilaksanakan dari zaman nenek moyang. Tegeteng ada karena seseorang menginginkan ilmu baru yang bias didapatkan dari guru tempatnya belajar, ajaran orang tua, memperdalam kitab, melalui proses bertapa, atau dari lelakak (pantun- pantun). Motif sebab dilaksanakannya ritual tegeteng adalah mencegah terjadinya pernikahan dini, mencoba ilmu yang dipelajari, tidak lulus sekolah karena menikah, belum sukses pekerjaan, takut ditinggal dan tidak setuju dengan pilihan anak, dan terhindar dari pergaulan bebas. Sedangkan motif untuk dilaksanakannya ritual tegeteng adalah menikah saat kematangan psikis dan mental, menggunakan ilmu kepada orang lain, anak fokus dan lulus sekolah, sukses pekerjaan, membantu orang tua bekerja dan mendapat pasangan yang baik, dan menjaga anak dari hal negatif. Ritual tegeteng dimaknai sebagai proses yang dilakukan agar seorang anak tidak memiliki keinginan untuk menikah dan bisa fokus ke pekerjaan atau pendidikannya. Tegeteng berarti diikat namun tidak diikat secara fisik. Maksudnya diikat oleh doa agar orang yang digeteng tidak ada keinginan untuk menikah. Tegeteng juga berarti mengelilingi dengan doa. Doa diibaratkan tali untuk mengikat seseorang agar tidak menikah. Tegeteng berarti perasaan mati atau nafsunya dirusak sehingga mengakibatkan tidak adanya perasaan ke laki-laki.

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): Kata kunci: Ritual Tegeteng, Fenomenologi, Kontruksi Sosial, Belian Sasak
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: Program Studi Sosiologi
Depositing User: Rini Trisnawati
Date Deposited: 02 Dec 2021 05:35
Last Modified: 02 Dec 2021 05:35
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/26361

Actions (login required)

View Item View Item