DEKONSTRUKSI MAKNA TRADISI MERARIQ BAGI MASYARAKAT SUKU SASAK DI DUSUN BATU RIMPANG DESA BADRAIN KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT

CITRA, HAWA GUNAWAN (2021) DEKONSTRUKSI MAKNA TRADISI MERARIQ BAGI MASYARAKAT SUKU SASAK DI DUSUN BATU RIMPANG DESA BADRAIN KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT. S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
SKRIPSI CITRA.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Tradisi merariq merupakan suatu prosesi yang dilakukan laki-laki sasak dengan cara melarikan anak gadis untuk dijadikan istri tanpa sepengetahuan orang tua dari sang gadis. Adapun tahapan tradisi merariq mulai dari beberayean, merariq (melarikan), besejati lan beselabar, betikah, bait janji (pisuke, ajikrama, arte gegawan), begawe, nyongkolan dan balas onas nae. Namun yang menjadi pembahasan adalah prosesi merariq dengan cara belakok (melamar). Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui dekonstruksi makna simbol pada tradisi merariq bagi masyarakat suku sasak. (2) Mengetahui pergeseran makna bahasa pada tradisi merariq bagi masyarakat suku sasak. Teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu dekonstruksi dari Jaques Derrida dan teori because of motive dan in order to motive dari Alfred Schutz. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan pada penelitian ini sebanyak 7 (tujuh) orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dekonstruksi makna simbol dalam prosesi tradisi merariq sudah tidak banyak dilakukan karena merupakan daerah pondok pesantren, sehingga masyarakat lebih memilih untuk melakukan prosesi belakok atau melamar yang sesuai dengan tuntunan agama Islam. Kemudian pergeseran makna bahasa dalam tradisi merariq yang berdasarkan buku “Praktik merariq:wajah sosial masyarakat sasak” dengan bahasa masyarakat disana sebagai berikut: (a) Prosesi beberayean atau bekemele’an memiliki bahasa yaitu berayean. (b) Merariq atau melarikan memiliki bahasa yaitu pelaian. (c) Besejati lan beselabar memiliki bahasa yaitu besejati dan nyelabar. (d) Betikah memiliki bahasa yaitu bekawin. (e) Bait janji baik pisuke, ajikrama, dan arte gegawan dimana pisuke dan ajikrama memiliki bahasa yaitu peserah dan kepeng adat sedangkan bait janji dan arte gegawan tidak diketahui karena tidak ada bahasa seperti itu disana. (f) Begawe memiliki bahasa yaitu begawe. (g) Prosesi nyongkolan memiliki bahasa yaitu nyongkolan. (h) Bales onas nae atau bejango memiliki bahasa yaitu bejango.

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): Kata Kunci: Tradisi, Merariq, Dekonstruksi, Makna
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: Program Studi Sosiologi
Depositing User: Rini Trisnawati
Date Deposited: 07 Dec 2021 03:03
Last Modified: 07 Dec 2021 03:03
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/26367

Actions (login required)

View Item View Item