PROSES MORFOFONEMIK PREFIKS {meN-} DENGAN BENTUK DASAR YANG BERFONEM AWAL /k/, /p/, /t/, /s/ DALAM BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

FITRIANI, FITRIANI (2011) PROSES MORFOFONEMIK PREFIKS {meN-} DENGAN BENTUK DASAR YANG BERFONEM AWAL /k/, /p/, /t/, /s/ DALAM BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. S1 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
bab I,II,III,IV,V.docx
Restricted to Repository staff only

Download (81kB)

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses morfofonemik prefiks {meN-} dengan BD yang berfonem awal /k/, /p/, /t/, /s/ dalam bahasa Indonesia dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan mengingat adanya dua hasil kata jadian yang berbeda dari proses morfofonemik prefiks {meN-} dengan BD yang berfonem awal /k/, /p/, /t/, /s/. perbedaan hasil kata jadian yang dimaksud, yaitu 1) BD yang fonem awalnya mengalami pelululuhan ketika dilekati prefiks {meN-}, dan 2) BD yang fonem awalnya tidak mengalami pelululuhan ketika dilekati prefiks {meN-}. Kegiatan ilmiah ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu, 1) tahap penyediaan data, 2) tahap analisis data, dan 3) tahap penyajian hasil analisis. Adapun metode pengumpulan data dilakukan dengan menggnakan metode simak dengan teknik sadap. Data-data yang ada dianalisis dengan menggunakan metode padan intralingual, dengan teknik hubung banding menyamakan (HBS) dan teknik hubung banding membedakan (HBB). Sementara itu, hasil analisis data disajikan dengan menggunakan metode formal dan informal seperti yang disarankan oleh Mahsun (2007). Pada dasarnya, BD yang berfonem awal /k/, /p/, /t/, /s/ akan mengalami peluluhan ketika dilekati prefiks {meN-}. Akan tetapi, peluluhan fonem awal tersebut kadang-kadang tidak terjadi jika dirasakan perlu untuk membedakan makna tertentu, seperti untuk membedakan makna antara mengaji dan mengkaji (Alwi, 2003: 110). Selain itu, Muslich (2009: 47) mengemukakan bahwa peluluhan BD yang berfonem awal /k/, /p/, /t/, /s/ ketika dilekati prefiks {meN-} tidak berlaku lagi bagi BD yang berasal dari bahasa asing dan masih terasa keasingannya. Namun, konsep dasar dari proses morfofonemik akan sedikit dikacaukan apabila mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh para linguis tadi. Oleh karena itu, peneliti coba mengkaji lebih jauh fenomena fonologis dan fenomena morfologis kasus kebahasaan ini dengan menggunakan enam cakupan proses morfofonemik oleh Katamba dan Spencer. Cakupan yang dimaksud, yaitu 1) aspek fonotaktik, 2) pola kanonik, 3) struktur fonologis morfem, 4) kaidah struktur morfem, 5) pola persukuan (silabel), dan 6) realisasi morfem akibat pertemuan morfem yang bergabung (Katamba, 1993:34 dan Spencer, 1993: 53 dalam Sukri, 2008: 74-75).

Item Type: Thesis (S1)
Keywords (Kata Kunci): Morfofonemik, Bentuk Dasar (BD), metode simak, metode padan intralingual.
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Depositing User: Rini Trisnawati
Date Deposited: 26 May 2018 01:28
Last Modified: 26 May 2018 01:28
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/4297

Actions (login required)

View Item View Item