BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA LAWAS ETNIK SAMAWA DI KABUPATEN SUMBAWA DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBELAJARAN MULOK DI SMP

Gellis Deka Salaqi, Gellis Deka Salaqi (2013) BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA LAWAS ETNIK SAMAWA DI KABUPATEN SUMBAWA DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBELAJARAN MULOK DI SMP. S2 thesis, Universitas Mataram.

[img] Text
utama.htm

Download (15kB)

Abstract

Masyarakat etnik Samawa, khususnya pada generasi muda tidak mengetahui bentuk, fungsi, dan makna lawas. Kurangnya perhatian generasi muda disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya adanya kemajuan zaman yang serba canggih. Akibatnya generasi muda lebih tertarik pada sastra modern yang banyak tersedia di sekitarnya. Hal tersebut semakin menambah peluang bahwa di masa mendatang lawas etnik Samawa akan hilang dari peredaran masa.Tujuanpenelitianiniadalahuntukmendeskripsikanbentuk, fungsidanmaknalawas etnik samawa danrelevansinyadalam pembelajaranmulok di SMP. Manfaat penelitian ini adalah memberikan pemahaman mengenai bentuk, fungsi dan makna lawas dan sebagai bahan ajar bagi pembelajaran muatan lokal (mulok) di sekolah khususnya pembelajaran bahasa dan sastra daerah di Sumbawa.Pencapaiantujuandalampenelitianinidilakukandenganmenggunakanteoristruktural,fungsidan teori semiotik.Metode yang digunakandalampengumpulan data dalampenelitianiniadalahmenggunakanteknikwawancaradanteknikpustaka. Lawas adalah jenis puisi tradisional khas Samawa(Sumbawa) sebagai ungkapan perasaan hati yang umumnya tersusun indah dalam tiga baris perbait, setiap baris (larik) terdiri dari delapan suku kata. Bentuk lawas yakni balawas, rabalas lawas, lawas ulan, gandang, saketa, ngumang, sakeco, basual, langko, diya, dede, dan tutir. Fungsi lawas yakni sebagai sistem proyeksi, mencerminkan angan-angan kelompok, sebagai alat pengesahan pranata sosial atau lembaga kebudayaan, sebagai alat pendidikan, dan sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat dipatuhi. Makna lawas terkait mengenai makna denotatif dan makna konotatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulakan bahwa bentuk lawas dalam penelitian ini ialah tipografi (bentuk penulisan), jumlah baris, dan jumlah suku kata. Fungsi lawas ialah sebagai sistem proyeksi, sebagai alat pendidikan anak, sebagai alat pemaksa dan pengawas norma-norma agar selalu dipatuhi, sebagai alat komunikasi, dan sebagai alat pengendali masyarakat. Makna lawas adalahal-hal yang berhubungan dengan petuah atau nilai-nilai falsafah hidup yang bisa dijadikan sebagai referensi atau pegangan untuk bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat. Cara-cara mengemas lawas menjadi materi pembelajaran muatan lokal di sekolah ialah dengan menerapkan strategi cooperative learning (kerja kelompok). Langkah-langkah pembelajarannya dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Setiap kelompok membahas struktur, fungsi, dan makna yang terkandung dalam lawas serta membuat nama kelompok berdasarkan nama-nama kebudayaan yang ada di sekitar siswa tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan berbagai kekayaan budaya. Kata kunci:

Item Type: Thesis (S2)
Keywords (Kata Kunci): komunikatif, tradisional, fungsional, dan pemaknaan.
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Depositing User: M Jafar Jafar
Date Deposited: 31 Aug 2018 01:11
Last Modified: 31 Aug 2018 01:11
URI: http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/7553

Actions (login required)

View Item View Item